Penggemar film fiksi-ilmiah gaya laga model Matrix yang akhir Desember 2003 akan segera menyaksikan akhir trilogi film "The Matrix Revolution" mungkin sebagian besar beranggapan peristiwa manusia yang terjun beraksi di alam maya dengan menyambungkan langsung otak manusia dengan komputer adalah khayalan semata. Namun aksi yang fantastik itu tidaklah cuma fantasi belaka bagi kalangan ilmuwan dan perekayasa teknologi 'neuroprotheses' atau 'neural prosthetics' di dunia maju seperti di AS, Canada dan Jepang. Di AS beberapa Universitas ternama kini tengah berupaya keras guna merealisasikan eksperimen model 'neuroprotheses'. Riset ini mendapat berbagai limpahan dana riset dari institusi seperti National Science Fondation , Institusi Riset Departemen Pertahanan atau "Defence Advanced Research Project Agency".
Kalangan ilmuwan yang sejak lama menggeluti penelitian teknologi rekayasa canggih bidang 'neuroprotheses' -yakni eksperimen kajian tentang penelitian 'interfaces' guna mengintegrasikan otak manusia dengan komputer- sangat yakin akan segera terealisasikannya fenomena serupa model film "Matrix". Hal yang akan sama mengejutkan agaknya dengan kemajuan eksperimen "Finger Whispering Phone" karya peneliti NTT-DoCoMo Jepang yang yakin tahun 2005 y.a.d akan dapat merealisasikan suatu model perangkat telepon seleluler yang elemen pengantar suara untuk bicara cukup disalurkan lewat rongga tulang lengan dan jari tangan manusia. Sementara perangkat terminal /IC hand-set pun cukup berupa arloji digital. Untuk 'on-off' mengaktivasikan ponsel cukup dengan menjentikkan ujung jari telunjuk dengan jempol yang lalu dicucukkan ke telinga kemudian memanggil lawan bicara dengan menyebutkan nama lewat fitur 'voice recognition'. Sesederhana itulah untuk mulai bertelepon. Hingga apabila menggunakan ponsel eksperimen model buatan Media Computing Lab NTT-DoCoMo, maka adegan para bintang selagi in-action dalam film "Matrix" mestinya tidak terlihat lagi menenteng telepon seluler model konvensional - apakah Nokia atau Samsung seperti pada masing-masing film trilogi kesatu dan kedua.
Akan halnya rekayasa teknologi perangkat 'neuroprosthese' memiliki beberapa jenis kegunaan dengan prinsip kerjanya masing-masing , yakni:
> Perangkat bantu pendengaran 'hearing aid' bagi orang yang menderita kelainan atau gangguan pendengaran.
> Perangkat bantu kerja otot bagi orang yang mengalami kelumpuhan sebagian otot anggota tubuh akibat cedera pada syaraf sumsum tulang belakang.
>Perangkat untuk membantu meminimalisasikan aktivitas otak yang tidak normal, misalnya untuk kasus epilepsi atau penyakit Parkinson's.
Sedangkan penelitian 'neuroprotheses' yang merepresentasikan fenomena paling mirip dengan aksi dalam film "Matrix", yakni penggunaan perangkat rangkaian IC mikro-elektronik yang dirancang untuk menjalin inter-aksi langsung antara otak dengan komputer. Sistem yang terjalin antara otak manusia dengan komputer.bekerja dengan menerapkan prinsip 'microelectrode arrays' hingga menghasilkan interaksi yang : langsung, seketika, dan independen.
Riset terkini 'neuroprotheses' amat terdorong dengan kemajuan teknologi mikroelektronik yang memungkinkan didapatkannya mikrochip berukuran mikroskopik namun berkinerja yang amat tinggi. Kemajuan lain yang juga menunjang a.l: teknologi pembedahan mikro dalam dunia kedokteran, teknologi miniatur robotik, keandalanan jaringan wireless, artificial intelligent, dll.
Kecanggihan praktek bedah syaraf terkini dengan mengikuti metode bedah 'non-invasive' memungkinkan perangkat chip / IC dapat disematkan ke dalam jaringan simpul syaraf atau bahkan di otak manusia sekalipun. Simpul syaraf pada otak dihubungkan sedemikian rupa dengan miniatur kabel sensor elektronik yang memungkinkan terjadinya interaksi antara setiap aksi yang bekerja pada otak untuk diproses pada perangkat elektronik untuk diteruskan ke komputer. Komputer terhubung dan mengendalikan peralatan robot yang berfungsi menggantikan kerja anggota tubuh atau panca-indera pasien yang lumpuh tak berdaya atau 'immobile pasien'.
Dalam penerapannya maka seseorang yang mengalami kecelakaan atau terserang penyakit kelumpuhan total pada syaraf tulang belakang namun otaknya masih berfungsi baik, dapat terbantu dengan perangkat bantu teknologi berkemampuan untuk menjalin kerja 'otak dengan mesin' hingga memungkinkannya berinteraksi dengan lingkungan sekeliling dengan perantaraan komputer dan alat bantu berupa mesin/robot terkontrol.
Riset terkini di Universitas Arizona State University di AS dan University of Alberta di Calgary, Canada tengah mengalami kemajuan amat berarti dalam riset tentang penggunaan sinyal otak untuk menggerakkan cursor komputer. Selama 20 tahun lebih kalangan ilmuwan telah menghasilkan riset ilmiah mengamati cara kerja sel otak atau neuron dalam menggerakkan anggota tubuh manusia. Keberhasilan riset dalam bidang yang pelik luar biasa seperti halnya 'neuroprotheses' benar-benar akan membuka pemanfaatan yang tak terbatas bagi manusia guna mendayagunakan 'brain-computer interfaces' dalam berbagai aktivitas manusia.
IPTEK.net
0 komentar:
Posting Komentar